3 Skynny Minnies, Bisnis Sehat Lima Sahabat - Swa

Berbadan sehat kini menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat kota. Demi menjalani hidup sehat, orang rela melakukan apa saja, mulai dari berolah raga, mengatur pola makan, hingga menjalani aneka terapi.

Melihat tren yang berkembang, dua tahun lalu lima sahabat –tiga di antaranya bersahabat sejak di SMA Tarakanita– yaitu Tana Suwardhono (36 tahun), Dian Sastrowardoyo (34 tahun), Reina Latif Wardhana (33 tahun), Putri Hardiman Alamsyah (25 tahun), dan Jessica Halim (35 tahun), sepakat membuat bisnis bersama, yaitu bisnis katering diet yang diberi nama 3 Skinny Minnies (3 SM).

3 Skynny Minnies

Jessica Halim, Putri Hardiman Alamsyah, Reina Latif Wardhana dan Tana Suwardhono

Diungkapkan Tana Suwardhono, salah satu pemilik usaha, ide 3 SM bermula dari upaya memenuhi kebutuhan sendiri. Saat itu, dua di antara mereka memiliki masalah dengan berat badan yang naik pascamelahirkan. Beberapa kali mereka menghubungi sejumlah katering diet, ternyata tidak memuaskan; terutama dari sisi rasa. "Padahal, kami itu suka makan dan suka masak," ujar Tana. Kemudian, mereka berpikiran untuk menantang diri, bagaimana membuat makanan yang enak, tetapi juga sehat. "Itulah sejarahnya kami mengembangkan 3 SM," lanjut Tana yang bertugas sebagai penanggung jawab 3 SM.

Tidak ingin sekadar berbisnis, mereka mulai mempelajari program-program diet yang benar. Sebagai uji coba, masing-masing dari mereka mencoba bergantian memasak menu diet sehat, dari bahan-bahan berkualitas terbaik, dan rasanya enak. "Waktu itu di antara kami ada yang berhasil menurunkan berat badan 3 kg dalam lima hari," cerita Tana. Hal itu membut mereka semakin optimistis melahirkan 3 SM dengan konsep gourmet food (seni memasak makanan mewah).

Ada 10 paket diet yang ditawarkan. Semua paket untuk lima hari, Senin sampai Jumat saja, dengan harga Rp 1,5 juta hingga Rp 3 juta tergantung pada objektif diet yang ingin dicapai. Menurut Reina Latif Wardhana, yang mengurusi produksi, paket 3 SM memang bisa dibilang mahal, tetapi itu sebenarnya relatif. Yang pasti, pihaknya tidak akan sembarangan dalam hal kualitas kandungan dan penyajian. 3 SM tidak memakai minyak goreng, nasi putih dan roti putih. "Kami menggunakan nasi merah, pasta gandum, roti gandum, bahkan tortilla," ujar Reina. 3 SM banyak menggunakan produk impor dengan harga premium. "Kami masih menggunakan garam, dan kami juga memiliki kandungan gula dalam beberapa makanan kami," katanya memberi gambaran. Ia memastikan 3 SM menjaga ketat kualitas dan kontrol makanan yang disajikan.

Sejauh ini, dikatakan Reina, respons pasar menggembirakan. Sesuai dengan target pasar kelas A, cara promosi dan penjualannya pun spesifik, melalui online. Jadi, pelanggan bisa order dengan mengisi form yang ada di website ataupun memesan secara langsung melalui WhatsApp yang dikelola oleh Putri Hardiman Alamsyah sebagai admin. Pelanggan yang memiliki permintaan khusus disarankan tidak mengambil paket jangka panjang, melainkan mencoba lebih dulu kesesusaiannya. "Pokoknya, kami tidak ingin customer merasa terbebani dengan program ini," kata Putri menandaskan.

Rio Pasaribu, konsultan hukum berusia 28 tahun, mengaku tidak masalah dengan biaya katering yang relatif mahal. Menurutnya, harga itu sesuai dengan jenis makanan yang ditimba. "Menu makanan 3 Skinny Minnies beda sekali dengan katering lainnya. Biasanya kalo udah mulai no salt diet, yang lain hambar. Namun, program No Salt dari 3 SM tetap enak rasa makanannya," kata Rio memuji. Ia pun merasa seperti tidak sedang diet. "Semuanya homemade dan pelayanannya sangat cepat," ujar Rio puas.

Sama dengan Rio, Ilona Iskandar, pengontrol keuangan berusia 35 tahun, juga mengaku puas dengan paket makanan 3 SM. Tidak tanggung-tanggung, Ilona menjadi pelanggan sejak 3 SM berdiri; tepatnya ketika ia sedang menurunkan berat badan setelah melahirkan anak kedua. Baginya, meski sudah berlangganan lama, ia merasa belum bosan dengan menu yang ditampilkan. "Variasi menunya seru-seru. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana caranya untuk masak sendiri dengan menu seperti itu," ujarnya. Ia menginginkan 3 SM tetap inovatif dalam perancangan menu dan memakai bahan-bahan yang unik, lokal ataupun impor.

Hingga sekarang 3 SM berhasil membuat 300-350 paket per bulan. Melihat antusiasme pasar, Tana mengatakan, sedang menyiapkan gerai offline. Bagi 3 SM, respons positif pasar tetap harus disikapi dengan hati-hati. Misalnya, 3 SM tidak menjual menu katering diet lima hari. "Kami hanya menjual salad di salah satu tempat gym di SCBD," kata Tana yang tidak ingin terburu-buru membuat produksi massal. "Lebih baik kami 'go with the flow', ' ujarnya bijak. Hal itu dilakukan sambil menjalin bounding dengan pelanggan melalui pengalaman mengesankan. "Customer lebih suka kami memperlihatkan apa adanya, misalnya dengan memperlihatkan momen kami sedang memasak melalui media sosial Snapchat, " ungkap Tana memberi contoh.

Diakui Tana, keberadaan Dian Sastrowardoyo sebagai pemilik sekaligus endorser 3 SM turut membantu meningkatkan popularitas 3 SM secara signifikan. Dalam berbagai acara, Dian memberikan testimoninya, sehingga meski baru dua tahun, 3 SM sudah cukup populer di tengah masyarakat papan atas.

Guna meningkatkan pelayanan, 3 SM berencana menambah penjualan di gerai pada Oktober 2016. Kini, mereka sedang mempersiapkan e-book untuk resep makanan sehat ala 3 Skinny Minnies. E-resep ini merupakan salah satu upaya 3 SM untuk semakin membangun engagement dengan pelanggan dan memberikan sentuhan personal. Lalu, sampai 2017 mereka ingin fokus di ritel, yaitu ready to eat dan menghasilkan S.O.S sauce, enam macam saus yang dibuat dari bahan baku segar, tanpa pengawet dan rendah kalori, yang digunakan untuk mengolah hidangan dan tetap menjaga keseimbangan pola makan. "Karena katering sudah stabil, kami akan inovasi menu, dan tidak menaikkan jumlah produksi paket karena kami ingin kualitas," kata Tana yang bersama temannya antara lain akan mengembangkan produk saus sambal ready to eat, dll.

Selain itu, juga tengah disiapkan cooking show atau lifestyle show di televisi. Objektifnya, menurut Reina, 3 SM ingin sharing mengenai gaya hidup sehat kepada masyarakat luas. "Kami melihat belum ada cooking show yang interaktif dan menarik, " ujarnya. Pihaknya ingin berbagi pengalaman, bahwa diet itu menyenangkan, bukan suatu siksaan.(*)

Riset: Yulia Pangastuti

Editor : Bernadeta Pintarti

Journalist : Tiffany Diahnisa



http://ift.tt/2gC0WL2

Subscribe to receive free email updates: